Striker Ukraina Andriy Shevchenko merayakan gol pada pertandingan Grup D Piala Eropa melawan Swedia di Kiev, Ukraina
Tak ada yang memprediksi nama Andriy Shevchenko kembali bersinar di pergelaran Piala Eropa 2012. Meski timnya, Ukraina, menjadi satu di antara dua tuan rumah turnamen empat tahunan sepak bola Benua Biru itu. Striker berusia 35 tahun itu seolah-olah tenggelam dalam deretan nama-nama penyerang papan atas Eropa saat ini, seperti Wayne Rooney (Inggris), Mario Gomez (Jerman), Robin van Persie (Belanda), dan Mario Balotelli (Italia).
Namun, dua gol Sheva yang mengantarkan Ukraina menang 2-1 atas Swedia di Stadion Olimpik, Kiev, Selasa (12/6) dini hari WIB, berhasil membalikkan semua anggapan yang menyatakan masa kejayaan mantan striker AC Milan itu sudah lewat. Performa Sheva bahkan menenggelamkan penerusnya di Milan yang malam itu menjadi bomber tim lawan, Zlatan Ibrahimovic. “Banyak orang yang mempertanyakan keberadaannya (Shevchenko) di dalam tim. Kini ia membungkam mulut mereka semua,” ujar kiper Ukraina Andriy Pyatov seusai laga.
Penampilan Shevchenko di Piala Eropa 2012 kali ini sebelumnya memang sempat diragukan. Selain sering kumat cedera punggung dan lututnya beberapa tahun terakhir ini, produktivitas gol Sheva juga menurun drastis. Terhitung sejak 2010, suami dari model asal Amerika Serikat Kristen Pazik itu hanya mencetak satu gol untuk negaranya, yakni saat Ukraina melakoni partai persahabatan melawan Bulgaria, tahun lalu.
Dalam tiga pertandingan persahabatan Ukraina sebelumnya, sang pelatih Oleg Blokhin juga hanya memainkan Shevchenko sebagai pemain pengganti. Tersebar kabar kalau pemain yang kini bermain di Dinamo Kiev tersebut tidak sanggup bermain 90 menit penuh dalam tiga pertandingan. Tetapi, ternyata pada partai melawan Swedia, Blokhin memain kannya selama 81 menit. “Andriy tidak percaya saat saya menga takan bermimpi melihatnya mencetak dua gol,” tutur Blokhin seperti dilansir situs resmi FIFA.
Insting Blokhin memainkan Shevchenko tidak hanya berujung hasil positif bagi ukraina, tetapi juga sekaligus mengembalikan memori para penggemar sepak bola di seluruh dunia terhadap masa-masa kehebatan Shevchenko pada awal 2000-an, terutama saat masih memakai jersey Milan bernomor punggung tujuh.
Di klub berjuluk I Rossoneri tersebut, Shevchenko adalah penyerang yang sangat ditakuti tim-tim lawan Milan. Dalam 226 penampilannya bersama tim berseragam merah-hitam tersebut, ia berhasil mencetak 127 gol. Ia dulu dikenal sebagai striker yang cepat, kuat, serta memiliki kemampuan mencari posisi kosong di dalam kotak penalti lawan.
Usai pertandingan tersebut, Shevchenko memperoleh penghargaan sebagai man of the match dari UEFA. Dalam wawancara, ia mengaku, tidak memimpikan malam yang lebih indah daripada malam itu. Ia juga merasa kembali muda seusai mencetak kedua gol tersebut. “Saya merasa seperti masih berusia 20 tahun. Perasaan saya benar-benar luar biasa. Kemenangan tersebut adalah kemenangan historis bagi kami. Saya berterima kasih kepada semua orang yang mendukung saya untuk bisa tampil fit di Euro.” ¦ ape ed: andri saubani
Namun, dua gol Sheva yang mengantarkan Ukraina menang 2-1 atas Swedia di Stadion Olimpik, Kiev, Selasa (12/6) dini hari WIB, berhasil membalikkan semua anggapan yang menyatakan masa kejayaan mantan striker AC Milan itu sudah lewat. Performa Sheva bahkan menenggelamkan penerusnya di Milan yang malam itu menjadi bomber tim lawan, Zlatan Ibrahimovic. “Banyak orang yang mempertanyakan keberadaannya (Shevchenko) di dalam tim. Kini ia membungkam mulut mereka semua,” ujar kiper Ukraina Andriy Pyatov seusai laga.
Penampilan Shevchenko di Piala Eropa 2012 kali ini sebelumnya memang sempat diragukan. Selain sering kumat cedera punggung dan lututnya beberapa tahun terakhir ini, produktivitas gol Sheva juga menurun drastis. Terhitung sejak 2010, suami dari model asal Amerika Serikat Kristen Pazik itu hanya mencetak satu gol untuk negaranya, yakni saat Ukraina melakoni partai persahabatan melawan Bulgaria, tahun lalu.
Dalam tiga pertandingan persahabatan Ukraina sebelumnya, sang pelatih Oleg Blokhin juga hanya memainkan Shevchenko sebagai pemain pengganti. Tersebar kabar kalau pemain yang kini bermain di Dinamo Kiev tersebut tidak sanggup bermain 90 menit penuh dalam tiga pertandingan. Tetapi, ternyata pada partai melawan Swedia, Blokhin memain kannya selama 81 menit. “Andriy tidak percaya saat saya menga takan bermimpi melihatnya mencetak dua gol,” tutur Blokhin seperti dilansir situs resmi FIFA.
Insting Blokhin memainkan Shevchenko tidak hanya berujung hasil positif bagi ukraina, tetapi juga sekaligus mengembalikan memori para penggemar sepak bola di seluruh dunia terhadap masa-masa kehebatan Shevchenko pada awal 2000-an, terutama saat masih memakai jersey Milan bernomor punggung tujuh.
Di klub berjuluk I Rossoneri tersebut, Shevchenko adalah penyerang yang sangat ditakuti tim-tim lawan Milan. Dalam 226 penampilannya bersama tim berseragam merah-hitam tersebut, ia berhasil mencetak 127 gol. Ia dulu dikenal sebagai striker yang cepat, kuat, serta memiliki kemampuan mencari posisi kosong di dalam kotak penalti lawan.
Usai pertandingan tersebut, Shevchenko memperoleh penghargaan sebagai man of the match dari UEFA. Dalam wawancara, ia mengaku, tidak memimpikan malam yang lebih indah daripada malam itu. Ia juga merasa kembali muda seusai mencetak kedua gol tersebut. “Saya merasa seperti masih berusia 20 tahun. Perasaan saya benar-benar luar biasa. Kemenangan tersebut adalah kemenangan historis bagi kami. Saya berterima kasih kepada semua orang yang mendukung saya untuk bisa tampil fit di Euro.” ¦ ape ed: andri saubani